Minggu, 08 Mei 2011

Cara Untuk Menghilangkan Sifat Sombong...?

Manusia dicibtakan dari air yang hina, dikeluarkan dari tempat yang hina dan kalau hidup tanpa agama akan menjadi manusia yang hina. Manusia dilahirkan tidak bawa apa-apa dan mati pun tidak bawa apa-apa kecuali hanya selembar kain kafan.

Suatu Ketika Jibril AS bertanya kepada Nabi SAW,”Wahai Muhammad lebih mulia mana aku atau dirimu ?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Lebih mulia aku karena engkau diutus untuk aku.” Benar kata Jibril, lalu Jibril bertanya lagi, “Lebih mulia mana engkau atau agama islam ?”, Nabi SAW menjawab, “Lebih mulia islam, karena aku diutus untuk islam.”

Kertas yang digunakan untuk agama akan mulia. Seperti Al Qur’an mulia karena ada hubungan dengan agama. Tetapi kalau kertas tidak digunakan untuk agama akan hina. Seperti tisu digunakan untuk membersihkan kotoran dan sebagainya.

Karpet  yang digunakan untuk agama akan mulia. Seperti karpet dimesjid mulia karena ada hubungan dengan agama. Tetapi kalau karpet tidak digunakan untuk agama akan hina. Seperti karpet yang digunakan untuk kantor maka akan di injak-injak dengan sepatu.

Segala sesuatu yang ada hubungan dengan agama akan mulia. Manusia pun kalau digunakan untuk agama akan mulia.

Allah SWT berfirman : “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). MEREKA ITU SEBAGAI BINATANG TERNAK, BAHKAN MEREKA LEBIH SESAT LAGI. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”  (QS. Al A'raaf 179)

Manusia lebih hina lagi dari pada binatang ternak kalau tidak ada agama.

Allah SWT berfirman : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Luqman 18)

Pangkat yang tinggi, harta yang melimpah, wajah yang cantik, wajah yang tampan dan rumah yang mewah. Inilah yang membuat manusia sombong dan angkuh berjalan dipermukaan bumi ini. Padahal dari ujung rambut sampai ujung manusia itu hina.

Di kepala ada taik kepala (ketombe)
Di mata ada taik mata
Di hidung ada taik hidung
Di telinga ada taik telinga
Di kuku ada tai kuku

Semua tubuh manusia diliputi oleh taik jadi apa lagi yang disombongkan manusia yang diliputi oleh taik dan taik.

Suatu ketika, Malik bin Dinar rah.a sedang berjalan di daerah Basrah. Ia melihat seorang hamba wanita dengan pakaian gemerlap berjalan dengan pembantunya dengan penuh angkuh dan gaya, berlagak bagaikan hamba wanita milik para raja. Melihat hal itu, Malik rah.a berteriak kepadanya, “Hai gadis kecil! Apakah tuanmu mau menjualmu?” Hamba wanita itu sangat terkejut atas pertanyaan Malik rah.a.

Ia berkata dengan tersinggung, “Orang tua, coba kau ulangi kata-katamu itu.”
Malik rah.a berkata, “Kukatakan, apakah tuanmu mau menjualmu?”

Gadis itu berkata, “Seandainya ia menjualku, dapatkah seorang miskin sepertimu membayar hargaku?”
Malik rah.a berkata, “Tentu, bahkan aku dapat membeli seorang hamba wanita yang lebih cantik darimu.”
Mendengar perkataan ini ia tertawa dan mengatakan pada pelayan-pelayannya untuk memegang Syaikh dan membawanya menyertai mereka.

Demikianlah Malik rah.a dibawa oleh mereka ke rumah mereka. Setibanya di rumah, hamba itu menceritakan kepada tuannya semua yang terjadi antara dirinya dengan Syaikh. Tuannya tertawa terbahak-bahak dan meminta agar laki-laki miskin itu dibawa kehadapannya. Begitu Malik rah.a muncul dihadapannya, orang kaya itu diserang oleh rasa kagum, tiba-tiba ia bertanya kepada Syaikh, Apa yang kamu inginkan?”

Syaikh menjawab, “Aku ingin membeli hamba wanitamu.”
Orang kaya itu berkata, “Dapatkah kamu membayar harganya?”
Syaikh berkata, “Menurut perkiraanku harganya senilai dua biji kurma.”
Mendengar ini, semua yang hadir tertawa. Orang kaya itu berkata, “Atas dasar apa kamu menentukan harga itu bagi wanita ini?”

Syaikh menjawab, “Jika hamba wanitamu tidak memakai wewangian, maka tubuhnya akan mengeluarkan bau yang menjijikan, jika ia tidak meminyaki atau menyisir rambutnya, ia akan Nampak kusut, rambutnya akan menjadi jelek dan bau busuk. Dalam waktu beberapa tahun lagi kemudaannya akan hilang dan semua daya tariknya akan luntur, ia mengalami menstruasi, mengeluarkan air seni, kotoran kecil maupun besar dan semua mengeluarkan kotoran dari tubuhnya. Ia suka murung ketika menderita kemalangan. Ia sangat mementingkan dirinya sendiri dan berpura-pura mencintaimu, walaupun sebenarnya yang ia cintai adalah kesenangan dan kenyamanan hidup yang dinikmatinya bersamamu. Dan yang paling tidak tetap adalah; ia tidak tulus dalam cintanya dan berkhianat, tidak setia kepada perkataannya sendiri dan palsu dalam pernyataan cintanya. Jika engkau menyuruhnya pergi atau engkau meninggal lebih dahulu , ia akan pergi kepada laki-laki lain dan disana ia juga menyatakan bahwa ia mencintainya dengan penuh gairah.

Akupun mempunyai seorang hamba wanita, yang jauh melampaui hambamu dalam hal kecantikannya, dan lebih mudah dimiliki. Ia telah diciptakan dari inti sari dicampur dengan kasturi dan saffron. Ia dipakaikan pakaian dari nur yang indah dan memakai pakaian mutiara. Jika ia berbicara kepada seseorang yang telah meninggal, maka orang itu akan hidup kembali. Jika ia membuka pergelangan tangannya di dunia ini, matahari akan Nampak redup dibandingkan dengannya. Jika ia memasuki ruangan gelap, ia akan meneranginya dengan kehadirannya. Jika ia dating ke dunia ini dengan semua kecantikan dan perhiasannya, ia akan memenuhinya dengan keharuman dan sinar yang sangat terang. Ia telah dipelihara dan diasuh di dalam taman kesturi dan saffron. Ia bermain dan berayun-ayun di dahan yang terbuat dari rubi merah dan batu marjan. Tinggal di istana-istana, dikelilingi oleh semua tata karma penuh rahmat. Ia diberi minum dari air Tasniim (sebuah sungai di surga). Ia tidak pernah memungkiri janji, tidak pernah mengkhianati orang yang dicintainya atau mengubah kesetiannya.”

Demikianlah, setelah menceritakan beberapa sifat-sifat bidadari surga, Syaikh bertanya, “Sekarang katakana kepadaku, manakah diantara kedua gadis itu yang patut untuk diinginkan?”

Semua orang yang berkumpul di sana berkata, dengan satu suara, “Tentu saja gadis yang baru saja engkau gambarkan yang sebaiknya setiap orang mencoba untuk memilikinya.”

Jadi, apalagi yang disombongkan oleh manusia?

Iblis telah disuruh untuk bersujud kepada nabi Adam as tetapi iblis tidak mau bersujud. Hakikatnya orang yang sombong itu manusia yang tidak mau sujud kepada Allah SWT. Pangkat yang tinggi, harta yang melimpah, wajah yang cantik, wajah yang tampan dan rumah yang mewah. Ini bukan orang yang sombong, orang yang sombong itu orang yang tidak mau sujud kepada Allah SWT.

Satu orang Jendral dilemari bajunya tergantung berbagai macam baju kebesarannya. Baju dinas bebintang 4, baju untuk pesta, baju ini dan itu. Untuk menghilangkan rasa sombong didalam hati. Selipkanlah kain kafan diantara tumpukan baju-baju yang bagus dan mewah. Supaya kita ingat bahwa baju kita yang sesungguhnya adalah kain kafan.

Satu orang pengusaha mempunyai berbagai macam koleksi mobil pribadi. Avansa, inova, terano dsb. Diantara kumpulan mobil yang mewah selipkanlah keranda mayat. Supaya kita ingat bahwa kendaraan kita yang sesungguhnya adalah itu.

Untuk menghilangkan sifat sombong ini perlu ada usaha. Apa usahanya?

Keluar dijalan Allah SWT. Ada satu menu didalam keluar dijalan Allah yang menghilangkan sifat sombong yaitu “KHIDMAT
Apa itu Khidmat?

Kalau ingin tahu apa itu Khidmat. Tahap pertama keluar 3 hari?

Untuk menghilangkan sifat-sifat sombong dari diri manusia.

Insya Allah

Keutamaan Menuntut Ilmu Agama

Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين

“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam).” [1]


Hadits yang mulia ini menunjukkan agungnya kedudukan ilmu agama dan keutamaan yang besar bagi orang yang mempelajarinya, sehingga Imam an-Nawawi dalam kitabnya Riyadhush Shalihin [2], pada pembahasan “Keutamaan Ilmu” mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama.

Imam an-Nawawi berkata: “Hadits ini menunjukkan keutamaan ilmu (agama) dan keutamaan mempelajarinya, serta anjuran untuk menuntut ilmu.” [3]

Imam Ibnu Hajar al-’Asqalaani berkata: “Dalam hadits ini terdapat keterangan yang jelas tentang keutamaan orang-orang yang berilmu di atas semua manusia, dan keutamaan mempelajari ilmu agama di atas ilmu-ilmu lainnya.” [4]

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini adalah:

Ilmu yang disebutkan keutamaannya dan dipuji oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya adalah ilmu agama. [5]
Salah satu ciri utama orang yang akan mendapatkan taufik dan kebaikan dari Allah Ta’ala adalah dengan orang tersebut berusaha mempelajari dan memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam agama Islam. [6]
Orang yang tidak memiliki keinginan untuk mempelajari ilmu agama akan terhalangi untuk mendapatkan kebaikan dari Allah Ta’ala. [7]
Yang dimaksud dengan pemahaman agama dalam hadits ini adalah ilmu/pengetahuan tentang hukum-hukum agama yang mewariskan amalan shaleh, karena ilmu yang tidak dibarengi dengan amalan shaleh bukanlah merupakan ciri kebaikan. [8]
Memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar merupakan penuntun bagi manusia untuk mencapai derajat takwa kepada Allah Ta’ala. [9]
Pemahaman yang benar tentang agama Islam hanyalah bersumber dari Allah semata, oleh karena itu hendaknya seorang muslim disamping giat menuntut ilmu, selalu berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala agar dianugerahkan pemahaman yang benar dalam agama. [10]


13 Sifat Da’i dalam Kerja Da’wah

Asslmu'alaikum wrt wbt...
1. Mahabah/kasih sayang kepada semua mahluk
2. Rela berkorban untuk agama baik harta, diri dan waktu
3. Niat ishlah diri/memperbaiki diri
4. Mencari ridho Alloh SWT
5. Istighfar setelah beramal
6. Tabah menghadapi semua ujian
7. Minisbatkan diri hanya kepada Alloh SWT
8. Tidak putus asa terhadap segala kegagalan
9. Sabar seperti onta
10. Tawadhu seperti bumi
11. Tegak seperti gunung
12. Berpandangan luas seperti langit
13. Bergerak memberi manfaat seperti matahari